READ MORE - PAMERAN KESIAPSIAGAAN BENCANA pdf free ebook download from www.gitews.org
About Me
- COMPRESS-LIPI
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan dalam membangun budaya keselamatan dan ketahanan terhadap bencana gempabumi dan tsunami.
CHIT CHAT ROOM
THE VISITORS
PAMERAN KESIAPSIAGAAN BENCANA pdf free ebook download from www.gitews.org
Minggu, 28 April 2013Diposting oleh COMPRESS-LIPI di 22.06 0 komentar
Label: E-BOOK KEBENCANAAN
EARTHQUAKE AND TSUNAMI - Source : Eko Yulianto, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Rabu, 13 Maret 2013
Understanding the Earthquake Threat to Bandung from the Lembang Fault
Eko Yulianto, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Eko Yulianto, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Improving the accuracy of earthquake risk assessments for the city of
Bandung and surrounding population centers will allow more accurate
mapping of disaster prone areas to support the development of
appropriate contingency measures. For this purpose, understanding the
threat is a necessity. An earthquake geology study of the Lembang Fault
has been conducted to identify the geological signatures of large
earthquakes that have occurred in the past. Analyses of geomorphology,
stratigraphy and sedimentology, resistivity have been applied to reveal
the geology and paleoseismology of the Lembang Fault. Results of this
study show that the Lembang Fault is a transpressional fault, consists
of two segments separated by a ~200 m transpression zone.
Within the
last 2000 years, this fault has been capable of producing two big
earthquakes of 4 earthquakes those were recorded in sagpond deposit. The
first earthquake of 6.77±0.12 moment magnitude and the second
earthquake of 6.61±0.09 moment magnitude occurred respectively at ca.
2000 yr BP and ca. 500 yr BP and implies a recurrence interval of ca.
1500 years. Those earthquake might have ruptured the Lembang Fault as a
whole.
Diposting oleh COMPRESS-LIPI di 22.35 0 komentar
Label: TOKOH KEBENCANAAN
LIPI INGATKAN SUMBAR RENTAN AMBLES JIKA ADA GEMPA
Rabu, 27 Februari 2013
Jakarta ( Berita ) : Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan kembali bahwa pesisir
barat Sumatera merupakan lokasi yang rawan gempa bumi sekaligus rentan
ambles.
“Hasil
penelitian tim Geologi LIPI pada 2007 memperlihatkan kondisi bawah
tanah Kota Padang tersusun atas lapisan pasir gembur hingga pasir padat
yang berarti cukup berpotensi likuifaksi (ambles-red),” kata Peneliti
Puslit Geoteknologi LIPI Dr Adrin Tohari dalam siaran pers lipi di
Jakarta, Jumat [23/05].
Kondisi
tanah seperti itu digambarkan dengan kepadatan lapisan pasir yang
meningkat menurut kedalaman dan permukaan air tanah yang cenderung
dangkal, ujarnya.
Soal kerentanan lokasi ini, ia mengatakan, sedang kembali dilakukan pengkajian lebih dalam oleh LIPI pada 21 Mei hingga 1 Juni 2008, sehingga di masa depan resiko likuifaksi bisa lebih diketahui dan diantisipasi.
Pada
kajian lebih lanjut Tim Geologi LIPI akan meneliti lokasi dengan
melakukan pengujian kepadatan lapisan tanah di 30 titik. Selain itu tim
akan melakukan pengeboran sedalam 30 meter di tiga titik yang tersebar di kota Padang.
Ini untuk menyempurnakan peta kerawanan amblesan tanah akibat gempa di kota Padang, tambahnya.
“Berdasarkan
analisis potensi likuifaksi dengan mempertimbangkan gempa sebesar 490
cm per detik2 di permukaan tanahnya, wilayah tersebut akan mengalami
penurunan yang cenderung semakin besar ke arah utara hingga mencapai
25cm,” katanya.
Penurunan lapisan tanah ini akan mengancam infrastruktur penting seperti bandara internasional Minangkabau, Padang tambahnya.
Adrin
menyebut ada tiga cara menghindari bahaya likuifaksi, yakni menghindari
daerah rentan, menggunakan struktur bangunan yang lentur dan dengan
memperbaiki kualitas tanah melalui pemasangan sistem pengairan vertikal,
pemadatan lapisan tanah dan injeksi semen ke dalam lapisan tanah.
Selain tim geologi, tim Community Preparedness LIPI juga berangkat pada 23 Mei hingga 31 Mei ke Bengkulu.
Program
ini merupakan salah satu langkah LIPI dalam mensosialisasikan Tsunami
Drill di daerah-daerah rawan bencana gempa dan tsunami, yang
dilaksanakan selain di Bengkulu juga di Aceh dan Gorontalo.
“Ini untuk mempersiapkan masyarakat yakni dengan pelatihan kepada siswa, guru, aparat dan masyarakat lainnya,” kata Koordinator Pendidikan Publik dan Kesiapsiagaan Masyarakat Compress LIPI Dr Haryadi
Permana.Hingga saat ini Bengkulu dan Sumbar masih sering digoyang gempa.
Diposting oleh COMPRESS-LIPI di 21.07 0 komentar
Label: BERITA KEBENCANAAN
PENDIDIKAN PUBLIK UNTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT
Selasa, 26 Februari 2013
Gambar : Kondisi bangunan pasca bencana gempa bumi
Penanggulangan bencana di Indonesia
memerlukan interaksi multi disiplin. Salah satu cara mengatasinya adalah
melalui pendidikan publik.
Pendidikan publik tersebut merupakan jembatan atau sebagai
penerjemah komunikasi sains dalam mengatasi keterbatasan penanggulangan
kebencanaan yang terjadi.
“Komunikasi sains dianggap mampu menjembatani isu serta sinergi
antara kalangan akademisi dan pengguna (users), termasuk untuk
kebencanaan,” kata Irina Rafliana anggota Tim Community Preparednes –
COMPRESS LIPI saat berbicara di Pelatihan Nasional Pendidikan Publik
“Sciences in Disaster Risk Reduction – 5 Days Camp” di Kampus Geologi
Lapangan Karangsambung Kebumen LIPI di Karang Sambung, Kebumen yang
berlangsung 26 – 30 Maret 2012.
Terkait itu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah
mengembangkan kapasitasnya dalam kajian terkait bencana geologis di
wilayah pesisir, serta bentuk-bentuk pendidikan publik dan kesiapsiagaan
masyarakat.
Menurut Irina Rafliana ada beberapa permasalahan umum yang berhasil
diidentifikasi terkait dengan peran lembaga akademis dengan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Pertama, Irina
menyebutkan, adalah masih sangat terbatasnya bentuk-bentuk penguatan
kapasitas yang diselenggarakan bagi kalangan akademis untuk meningkatkan
perannya dalam rangka membangun kesiapsiagaan masyarakat secara
sistematik, terpadu dan berkelanjutan/membudaya.
“Kegiatan lembaga akademis terkait bencana masih terbatas kajian dan pelibatan mahasiswa dalam format-format Kuliah Kerja Nyata. Lembaga
akademis belum diposisikan sebagai ‘think tank’ daerah dalam
mengembangkan strategi dan program terkait penanggulangan bencana,”
jelasnya.
Menurutnya, permasalahan lainnya adalah masih minimnya jumlah SDM
dengan kompetensi dan pengalaman di bidang pendidikan publik dan
kesiapsiagaan masyarakat yang mampu melakukan fungsi transliterasi sains
ke dalam bentuk, metode-metode dan pendekatan pendidikan publik serta
pendekatan kebijakan nasional dan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut
LIPI menyelenggarakan.
Diposting oleh COMPRESS-LIPI di 01.22 0 komentar
Label: PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN
PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN
Gambar : Daerah yang Sudah Mendapatkan Pendidikan Masyarakat dan Kesiapsiagaan Menghadapi Tsunami
Hal yang tidak kalah penting artinya adalah pendidikan dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bahaya tsunami sebagai salah
satu komponen dari tiga komponen integral Ina TEWS.
Peringatan
dini tsunami yang diterima oleh institusi perantara seperti Pemda serta
institusi terkait lainnya harus sampai ke masyarakat kemudian
masyarakat dapat menindak lanjuti warning tersebut dengan upaya
evakuasi. Untuk itu diperlukan upaya pendidikan dan kesiapsiagaan
masyarakat yang tinggal di daerah rawan tsunami. Institusi yang terlibat
dalam rangka pendidikan masyarakat di daerah rawan tsunami baik dari
dalam negeri maupun internasional antara lain: Ristek, LIPI, BMKG,
Universitas, PMI, Pemda, LSM, Unesco, GTZ dan lain-lain. Semua institusi
tersebut telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan pendidikan
dan kesiapsiagaan masyarakat berupa sosialisasi, workshop, simulasi
Tsunami, simulasi table top dan lain-lain yang bekerja sama dengan
berbagai pihak terutama Pemda setempat.
Pada tahun 2011 BMKG
bekerjasama dengan LIPI, BNPB dan TNI-AL mengadakan training of trainer
(ToT) untuk kegiatan evakuasi mandiri nantinya. Kemudian hasil ToT ini
diimplementasikan dalam kegiatan Evakuasi Mandiri Bagi Masyarakat Pantai
Terhadap Bahaya Tsunami yang diselenggarakan di Buleleng, Bali 8 - 10
Desember 2011.
Diharapkan setelah dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut di atas,
Pemda dan masyarakat mempunyai kesiapsiagaan dalam menghadapi Tsunami.
Untuk mendukung keberhasilan dalam upaya pendidikan dan kesiapsiagaan
masyarakat mengenai bahaya tsunami maka diharapkan Pemda dan masyarakat
berpartisipasi aktif dalam hal sebagai berikut: ikut mengamankan
peralatan deteksi bencana yang ada di wilayahnya, menyiapkan peta resiko
tsunami beserta skenario penyelamatan, menyiapkan tempat evakuasi
beserta peta pencapaiannya, memasang rambu-rambu petunjuk / arah
evakuasi, membangun pusat krisis / pusat komando, melakukan
latihan-latihan evakuasi tsunami (tsunami-drill) secara berkala,
membangun sirine, membangun atau menentukan gedung penyelamat (escape
building/tsunami shelter), memasukkan pertimbangan kebencanaan dalam
penyusunan tata-ruang dan memasukkan pendidikan kebencanaan dalam muatan
lokal kurikulum sekolah.
Salah satu implementasi untuk menguji
kesiapan Ina TEWS adalah dengan melakukan tsunami drill setiap tanggal
26 Desember. Tsunami drill pertama dilakukan di Padang tanggal 26
Desember 2005, di Bali 26 Desember 2006, di Banten 26 Desember 2007, di
Bantul Yogyakarta pada tanggal 24 Desember 2008 dan pada tanggal 26
Desember 2008 dilakukan di Gorontalo dan Manado. Tsunami drill berjalan
dengan baik dan mendapat sambutan positif dari Pemda serta masyarakat.
Pada tanggal 14 September 2009 diadakan tsunami drill yang berskala
regional. Dimana Indonesia berperan sebagai Regional Tsunami Watch
Provider yang memberikan warning kepada negara-negara di kawasan
Samudera Hindia.
Tahapan – tahapan peningkatan kewaspadan dan kesiapsiagaan masyarakat disusun oleh tim LIPI menjadi 8 tahap, meliputi:1. Pelatihan para pejabat / petugas di lingkungan Pemerintah Daerah.
2. Pelatihan kepada wakil masyarakat
3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik
4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi
5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami
6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan proses evakuasi (Tsunami Drill)
7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak
8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.
2. Pelatihan kepada wakil masyarakat
3. Penyiapan modul untuk pendidikan publik
4. Penyiapan peta dan jalur evakuasi
5. Penyiapan dan pemasangan rambu – rambu evakuasi tsunami
6. Simulasi sistem peringatan dini tsunami dan proses evakuasi (Tsunami Drill)
7. Sosialisasi publik melalui media elektronik dan cetak
8. Latihan – latihan untuk anak-anak sekolah.
Diposting oleh COMPRESS-LIPI di 00.14 0 komentar
Label: PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN
Langganan:
Postingan (Atom)