Jakarta ( Berita ) : Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan kembali bahwa pesisir
barat Sumatera merupakan lokasi yang rawan gempa bumi sekaligus rentan
ambles.
“Hasil
penelitian tim Geologi LIPI pada 2007 memperlihatkan kondisi bawah
tanah Kota Padang tersusun atas lapisan pasir gembur hingga pasir padat
yang berarti cukup berpotensi likuifaksi (ambles-red),” kata Peneliti
Puslit Geoteknologi LIPI Dr Adrin Tohari dalam siaran pers lipi di
Jakarta, Jumat [23/05].
Kondisi
tanah seperti itu digambarkan dengan kepadatan lapisan pasir yang
meningkat menurut kedalaman dan permukaan air tanah yang cenderung
dangkal, ujarnya.
Soal kerentanan lokasi ini, ia mengatakan, sedang kembali dilakukan pengkajian lebih dalam oleh LIPI pada 21 Mei hingga 1 Juni 2008, sehingga di masa depan resiko likuifaksi bisa lebih diketahui dan diantisipasi.
Pada
kajian lebih lanjut Tim Geologi LIPI akan meneliti lokasi dengan
melakukan pengujian kepadatan lapisan tanah di 30 titik. Selain itu tim
akan melakukan pengeboran sedalam 30 meter di tiga titik yang tersebar di kota Padang.
Ini untuk menyempurnakan peta kerawanan amblesan tanah akibat gempa di kota Padang, tambahnya.
“Berdasarkan
analisis potensi likuifaksi dengan mempertimbangkan gempa sebesar 490
cm per detik2 di permukaan tanahnya, wilayah tersebut akan mengalami
penurunan yang cenderung semakin besar ke arah utara hingga mencapai
25cm,” katanya.
Penurunan lapisan tanah ini akan mengancam infrastruktur penting seperti bandara internasional Minangkabau, Padang tambahnya.
Adrin
menyebut ada tiga cara menghindari bahaya likuifaksi, yakni menghindari
daerah rentan, menggunakan struktur bangunan yang lentur dan dengan
memperbaiki kualitas tanah melalui pemasangan sistem pengairan vertikal,
pemadatan lapisan tanah dan injeksi semen ke dalam lapisan tanah.
Selain tim geologi, tim Community Preparedness LIPI juga berangkat pada 23 Mei hingga 31 Mei ke Bengkulu.
Program
ini merupakan salah satu langkah LIPI dalam mensosialisasikan Tsunami
Drill di daerah-daerah rawan bencana gempa dan tsunami, yang
dilaksanakan selain di Bengkulu juga di Aceh dan Gorontalo.
“Ini untuk mempersiapkan masyarakat yakni dengan pelatihan kepada siswa, guru, aparat dan masyarakat lainnya,” kata Koordinator Pendidikan Publik dan Kesiapsiagaan Masyarakat Compress LIPI Dr Haryadi
Permana.Hingga saat ini Bengkulu dan Sumbar masih sering digoyang gempa.